Minggu, 20 Januari 2008

Pemanfaatan Laboratorium Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran IPA Yang Bernilai Edukatif Dan Ekonomis

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas:2003).
Proses pembelajaran IPA diharapkan memberi penekanan yang besar pada penguasaan kompetensi yang disebut “life skill”, yang berarti kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari solusi untuk mengatasinya. Strategi pembelajaran IPA diharapkan lebih mengedepankan pendekatan kontekstual, artinya lingkungan diharapkan dapat sebagai sumber belajar dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.Sekolah Dasar yang terletak di daerah pedesaan pada umumnya mempunyai lahan yang cukup di sekitar sekolah. Ada yang relative cukup luas dan ada pula yang memang sempit. Hanya sayangnya masih sedikit sekali yang dikelola dan dimanfaatkan atas keberadaan lahan tersebut. Apalagi jika semua warga sekolah acuh dan kurang peduli terhadap keberadaan lahan tersebut, maka akan terlihat kurang terawatt dan membosankan.
Media Laboratorium Lingkungan Sebagai Sumber BelajarMedia berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna secara umum media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (Depdiknas:2003;9).Kata ‘laboratorium’, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti: tempat mengadakan percobaan (penyelidikan, dsb). Laboratorium lingkungan dapat diartikan sebidang tanah yang ditanami tanaman atau buah-buahan (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dapat dipakai sebagai lahan penyelidikan atau percobaan. Jadi laboratorium lingkungan dapat bermakna kebun sekolah atau lahan/tanah yang dijadikan alat perantara keberhasilan proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat lebih berakar dalam pikiran ketrampilan dan sikap anak.Sebagai media dan sumber pembelajaran IPA, Laboratorium lingkungan adalah sebuah ekosistem yang dapat dijadikan tempat penelitian, merupakan sarana alamiah dan spesifik. Mengingat lapangan terbuka dapat memberikan interaksi antar komponen (siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau sebaliknya) akan berlangsung dengan baik serta menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator berlangsungnya pembelajaran di ruang terbuka.Laboratorium Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan ragam persoalan IPA dan memberikan relevansi antara teoritis dan aplikasi. Serta akan melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siwa sehingga pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan dengan penjelasan melalui ceramah.Sebagai sebuah sarana alamiah, laboratorium lingkungan missal kebun sekolah, dapat dijadikan sumber penemuan konsep, utamanya yang berhubungan langsung dengan ilmu lingkungan. Hal ini dituntut kemampuan guru untuk mendesain dan melakukan persiapan dengan menentukan topic serta langkah kerja sehingga mampu menghemat waktu, agar dapat bermakna dalam penyajian materi mengenai hubungan antar makhluk hidup di lingkungan, pencemaran lingkungan proses fotosintesis, perkembangbiakan tumbuhan dan hewan, dan semacamnya.Manifestasi pemanfaatan lingkungan sekolah dapat sebagai sumber pembelajaran yang bermakna. Fenomena yang berkembang disinyalir hubungan anak dengan lingkungannya yang makin tak selaras dan terindikasi semakin tidak pedulinya anak-anak terhadap pelestarian lingkungannya. Ketika hal yang berbau mekanis dan artificial menjejal pola pikir anak dalam sebuah fragmatisme yang tak terhindarkan.
Aneka jenis tumbuhan di laboratorium lingkungan.Adapun berbagai jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kebu sekolah sebagai laboratorium lingkungan adalah:1. Bawang Merah, (Allium cepa L)Tanaman ini termasuk familia liliaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di tanah yang banyak mendapat sinar matahari. Dapat dikembangkan melalui umbi lapis. Selain dapat dipakai sebagai bumbu masak dan penyedap, bawang merah dapat dipakai sebagai obat.2. Bawang Putih (Allium cepa L)Tanaman ini termasuk familia Liliaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di tanah yang banyak mendapat sinar matahari. Dapat dikembangkan melalui umbi lapir. Tanaman ini sama seperti bawang merah, dapat dipakai sebagai bumbu masak dan obat-obatan.3. Jahe (Zinger officinale Rose)Tanaman ini termasuk familia Zingiberaceae. Banyak perbedaan dari segi nama seperti di Aceh disebut halia, jahe (Sunda), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), hai (Dayak), melito (Gorontalo), laia (Makasar), siwe (Ambon), lea (Flores), gara (Tidore) dan galaka (Ternate). Tanaman ini berkembang biak dengan akar tinggal atau rizhoma.4. PisangPisang berkembang biak dengan tunas. Berbagai jenis pisang antara lain pisang raja, pisang ulin, pisang pipit, dan sebagainya.5. Cocor BebekTanaman ini termasuk familia crasslljaceae. Perkembangbiakannya melalui stek daun atau bias dikenal dengan cara tunas adventif.6. WortelTanaman ini termasuk familia apiaceae, yang berkembangbiak dengan umbi akar. Wortel banyak dipakai sebagai sayuran. Selain banyak mengandung vitamin A untuk mencegah penyakit mata, wortel juga mengandung berbagai mineral sebagai sumber gizi keluarga.7. ManggaTanaman mangga ini tumbuh subur di kebun sekolah. Selain dapat dipakai sebagai sumber belajar praktik cara mencangkok, setiap tahun buah mangga ini dapat memberikan pemasukan bagi sekolah yang cukup lumayan. Jadi nilai ekonomisnya benar-benar sangat bermanfaat.
Laboratorium Lingkungan yang bernilai Edukatif dan EkonomisKebun sekolah sebagai laboratorium lingkungan mempunyai manfaat secara edukatif atau pendidikan. Dengan pengenalan media secara langsung anak akan memperoleh kepuasaan belajar. Dengan memakai observasi di laboratorium lingkungan pembelajaran lebih bersifat efektif. Guru tidak banyak memberikan teori sehingga anak mengalami kejenuhan. Guru hanya mengajak anak untuk mengamati tanaman yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Setelah itu diadakan pengamatan kemudian guru memperbincangkan hasil pengamatan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Dari hasil tersebut guru dapat mengetahui secara jelas yang dialami dan dipahami oleh anak. Dengan demikian mempermudah bagi seorang guru untuk memberikan penjelasan dan mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran atau proses belajar mengajar serta dapat melakukan pembinaan lebih lanjut.Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan laboratorium lingkungan akan merasa bermakna dan efektif ketika bersentuhan langsung dengan alam sekitar sekaligus memberikan penyadaran atau pemahaman tentang pentingnya lingkungan sebagai wilayah tempat wilayah tempat makhluk hidup berdiam dan menggantungkan hidupnya.Sekaligus akan menumbuhkan kesadaran tentang proses penciptaan alam lingkungan (secara mikro) dan alam semesta (secara makro) sebagai kemahapenciptaan Tuhan. Penyadaran illahiah yang akan menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sebagaimana yang diimpikan oleh tujuan pendidikan nasional, terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa. Sebuah upaya kembali pada alam lingkungan sebagai sumber belajar ketika kemajuan teknologi mekanisme, eksploitasi industri yang sedemikian rupa, dan semakin menipiskan hubungan manusia dengan makhluk lainnya.Nilai ekonomis dari pemanfaatan lingkungan kebun sekolah adalah disamping untuk penghijauan tanaman tersebut juga dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Misalnya dapat digunakan untuk membantu keuangan sekolah. Dengan cara tersebut anak dapat menghargai lahan yang ia miliki sehingga anak tersebut dapat berfikiran secara ekonomis.Dengan memanfaatkan lahan tersebut, maka akan mendapatkan hasil dari usaha berkebun tersebut. Jika hal ini dapat dijalankan pada akhirnya akan menjadi sumber pendapatan yang baik bagi sekolah yang bersangkutan. Apalagi kalau sekolah memiliki lahan yang cukup luas.Bagi sekolah yang tidak memiliki lahan, maka penanaman jenis tanaman tertentu dapat dilakukan dengan cara hidroponik. Penanaman ini dilakukan dengan tanpa tanah, yaitu menggunakan pecahan genting, arang dan sebagainya.Dengan anak dibiasakan merawat tanaman di kebun sekolah yang berfungsi sebagai laboratorium lingkungan, maka diharapkan anak mampu dan mau melaksanakan juga di rumahnya masing-masing. Apalagi siswa yang pada umumya tinggal di pedesaan, lahan di sekitar rumah mereka relatif luas. Anak akan merasa tergugah hatinya untuk memanfaatkan kebun atau lahan di sekitar tinggalnya tersebut. Dengan demikian pembelajaran di sekolah benar-benar bermakna bagi siswa.

Tidak ada komentar: