Rabu, 23 Januari 2008

Penghancuran Lingkungan Berlanjut (http://www.kehati.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=123&Itemid=90)

Jakarta, Kompas - Ancaman pemanasan global telah menjadi isu internasional, tetapi di Indonesia penghancuran lingkungan terus terjadi. Perambahan hutan dan perusakan ekosistem pesisir terus berlanjut, sementara reboisasi yang dilakukan berjalan sangat lambat.
Pemantauan Kompas di sejumlah daerah dalam sepekan terakhir menunjukkan, di Kalimantan Timur, misalnya, perambahan hutan sangat mencolok di Taman Nasional Kutai, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Ratusan orang menebangi hutan, meratakan tanah, dan kemudian membakar serasahnya dengan alasan untuk perladangan.
Di Kalimantan Barat, Cagar Alam Mandor yang sebelumnya sudah rusak parah akibat perambahan kini makin hancur akibat penambangan emas tanpa izin. Di kawasan itu setidaknya ada 12 kelompok penambang yang setiap hari melubangi tanah dan melarutkan air raksa untuk proses penyatuan butiran emas.
Perambahan hutan juga masih terjadi di Taman Nasional Betung Kerihun dan Taman Nasional Gunung Palung, Kalimantan Barat, yang mestinya dilindungi.
Di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, perusakan lingkungan juga masih terjadi, baik oleh praktik pembalakan liar maupun penambangan ilegal. Di sepanjang sisi kanan-kiri jalan penghubung Palangkaraya-Buntok, misalnya, sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah semak belukar.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalteng mencatat, kerusakan hutan di Kalteng setiap tahun mencapai 255.918 hektar (ha). Sementara itu, Badan Pengelola Daerah Aliran Sungai Kahayan mencatat, dari 4,7 ha lahan kritis di wilayah kerjanya, baru 60.000-70.000 ha yang dapat direboisasi sejak tahun 2004.
Secara nasional, Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar menyebut angka kerusakan hutan dan lahan di Indonesia sudah mencapai 59,2 juta ha (2006), dengan laju kerusakan 1,19 juta ha per tahun.
"Tren deforestasi (perusakan hutan) memang menurun setiap tahun dalam enam tahun terakhir, tetapi itu lebih disebabkan hutan yang kian habis," katanya.
Menurut Rachmat, selain deforestasi, kerusakan lahan dan hutan juga disebabkan konversi lahan yang di perkotaan juga memprihatinkan. "Tata ruang tak diperhatikan lagi." katanya.
Mengutip data Departemen Kehutanan, Rachmat menyatakan, tahun 2002-2003 luas lahan berhutan di Indonesia masih 92,9 juta ha. Akan tetapi, pada tahun 2005 tinggal 70,8 juta ha.
Pemberian kewenangan kepada daerah untuk mengeluarkan izin konsesi hutan hingga 100 ha diyakini Rachmat sebagai salah satu penyebab makin hancurnya hutan Indonesia. "Atas nama pendapatan asli daerah, lingkungan sering dikorbankan. Pembangunan wilayah kabupaten/kota menunjukkan makin maraknya alih fungsi lahan," kata Rachmat.
Salah satu contoh adalah konversi lahan di kawasan Bandung Utara, Jawa Barat, yang mengubah kawasan resapan menjadi permukiman elite.
Pesisir juga hancur
Selain kawasan hutan, penghancuran lingkungan juga terjadi di kawasan pesisir. Di Jawa Timur, misalnya, dari 53.000 ha hutan mangrove yang ada, 13.000 ha di antaranya rusak berat. Selain untuk membuka tambak, banyak areal mangrove yang rusak akibat tercemar limbah industri.
Salah satu contoh yang nyata adalah kondisi hutan mangrove di muara Bengawan Solo yang kini tersisa 250-an ha. Itu pun kondisinya memprihatinkan.
Abrasi pantai, endapan lumpur, dan pencemaran juga menimpa hampir sepanjang pantai utara Jawa Barat-Jawa Tengah, dari Indramayu, Cirebon, hingga Tegal dan Pekalongan.
Di Kalimantan Barat, dari 850 mil panjang pantainya, 40 persen diperkirakan hancur. Di Kalimantan Timur, 370.000 ha lebih hutan bakau sudah dikonversi menjadi tambak udang. Saat ini, menurut catatan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda), hutan bakau yang tersisa tinggal 512.000 ha.
Secara nasional, Departemen Pekerjaan Umum mencatat, 40 persen dari panjang pantai Indonesia yang totalnya 30.000 kilometer saat ini dalam kondisi rusak. Untuk merehabilitasi seluruh pantai, kata Direktur Sumber Daya Air Departemen PU Iwan Nusyirwan, pihaknya kekurangan dana.
Dalam rencana strategis Departemen PU 2004-2009, misalnya, pemerintah hanya menargetkan untuk penanganan bibir pantai sepanjang 250 kilometer, sedangkan tahun 2007 anggaran yang tersedia bahkan hanya cukup untuk merehabilitasi 70 kilometer bibir pantai. (CAS/WHY/NIT/INA/BRO/GSA/RYO)
Sumber: Kompas

Selasa, 22 Januari 2008

Carbon Monoxide Poisoning (http://biology.about.com/library/weekly/aa062200a.htm)

Dateline: 06/22/00
Sources: University of Toronto and ScienceDaily
Scientists at the Toronto General Hospital announced an effective and simple way of "speeding up" the removal of carbon monoxide from the body. The treatment can be applied by paramedics even before a patient arrives at a hospital. Information from the original news release about the study is reported below.
-- A new treatment for carbon monoxide poisoning may save thousands of lives around the world. This treatment helps victims of carbon monoxide (CO) exposure eliminate the poison from their bodies faster than the current treatment. In a paper published in the American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, Toronto General Hospital researchers describe a simple new way of speeding up the elimination of carbon monoxide, which can be applied by paramedics even while en route to a hospital.
"Carbon monoxide is the leading cause of fatal poisoning in the industrialized world, as well as being endemic in many parts of the developing world," says Dr. Joseph Fisher, an anesthesiologist at Toronto General Hospital, University Health Network. "In North America, it results in as many as 70,000 emergency room visits a year and in thousands of deaths. Up to 30 per cent of survivors of severe poisoning are left with disabling psychological and neurological symptoms, which sometimes last for years."
Carbon monoxide is an odorless colorless gas formed during combustion. When carbon monoxide is inhaled--even in tiny concentrations--it combines with the hemoglobin in the red blood cells to prevent the delivery of oxygen to the body. This results in few symptoms until the poisoning is advanced. Those suffering from carbon monoxide poisoning may initially complain of headache, nausea and fatigue but the symptoms can rapidly progress to coma and even death. It is therefore critical that carbon monoxide be eliminated from the body as soon and as quickly as possible.
The only currently available emergency treatment for carbon monoxide poisoning is giving the patient 100 per cent oxygen. "We developed a device that greatly increases the rate of carbon monoxide elimination compared to the current treatment, yet is very easy to apply to patients no matter where they are," says Dr. Fisher, who is also Assistant Professor of Medicine at University of Toronto. The device is easily portable, and consists of a few simple additions to the oxygen mask and oxygen tank found in every ambulance. When treating CO poisoning, oxygen is administered via a standard facemask placed on a patient. However, Dr. Fisher and his team found that adding a simple mechanical device which provides a mixture of oxygen and carbon dioxide in a specific way to the mask markedly increases the rate of carbon monoxide elimination. "The device is so simple that it can be assembled from a few components available in any SCUBA diving store" says Dr. Fisher.
The novel treatment has been compared to conventional treatment with 100 per cent oxygen in seven men who volunteered for the study. The volunteers were first exposed briefly to carbon monoxide and then received either the conventional treatment or the new treatment. They then returned for a second session and were treated with the other treatment and the rates of carbon monoxide elimination were then compared. The new treatment increased the rate of carbon monoxide elimination by up to three times. Dr. Fisher's team has since confirmed these results with additional tests. A study from the University of Washington in Seattle presented last month at the American Thoracic Society conference in Toronto also confirmed the efficacy of the method.
"We are still at an early stage, but since the technology is so simple and inexpensive to implement, and there are no foreseeable side effects, we hope that it can quickly become available to firefighters and paramedics as well as physicians for the emergency treatment of carbon monoxide poisoning" says Dr. Fisher. (More information is available on Dr. Fisher's laboratory website: isocapnia.com.)
Toronto General Hospital is a partner in the University Health Network, along with the Toronto Western Hospital and the Princess Margaret Hospital. Building on the strengths and reputations of each of these remarkable hospitals, the University Health Network brings together the talent, resources, technology and skills that make it an international leader in health care, research and teaching.

Minggu, 20 Januari 2008

Mengelola Sampah Tak Perlu Teknologi Mahal

Untuk kesekian kalinya, masyarakat di sekitar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Bojong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berontak. Sekalipun baru mau diuji coba, mereka tak percaya terhadap janji-janji pengelola yang katanya menggunakan teknologi maju dan mahal untuk memerangi sampah. "Kami tetap bersikukuh desa kami tak mau dijadikan tempat pembuangan sampah," kata Syamsudin, warga Bojong kepada Pembaruan, pekan lalu. Ia tidak sendirian. Sikap serupa juga mengendap pada sebagian besar warga yang berada di Kecamatan Kelapa Nunggal itu. Kemarahan warga bisa dimaklumi. Mereka paham betul yang namanya tempat pembuangan sampah di seluruh penjuru Negeri ini terlihat jorok, bau, dan sumber penyakit. Lebih dari itu, masih segar dari ingatan mereka ketika tragedi memilukan terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Leuwigajah, Cimahi, pada 21 Februari lalu. Bukan apa-apa, longsoran sampah itu telah mengubur lebih dari 143 orang dan 139 rumah penduduk yang berada di sekitar TPA tersebut. Inilah rekor bencana tertinggi sepanjang sejarah di Indonesia dari sebuah penampungan sampah. Tidak hanya itu saja. Jumlah korban tersebut merupakan terbesar kedua di dunia. Rekor terdahsyat dicapai di TPA Payatas, Quezon City, Filipina pada 10 Juli 2000. Ketika itu, lebih dari 200 orang tewas terkubur oleh longsoran sampah. Angka itu belum termasuk ratusan orang lainnya yang dinyatakan hilang dalam bencana tersebut. Yunani menempati urutan ketiga. Di TPA Ano Liossia, sekitar 10 km sebelah utara Athena, puluhan orang tewas terkubur longsoran sampah pada Maret 2003. Dunia pun berduka. Rentetan malapetaka besar itu punya banyak kesamaan. Salah satunya, terjadi pada saat timbunan sampah menggunung. Kondisi itu tidak diimbangi dengan desain atau konstruksi bangunan TPA yang memadai. Sampah dihamparkan begitu saja (sistem landfill). Kecemasan terhadap keberadaan TPA bukan saja dialami masyarakat awam. Para pakar teknologi lingkungan, termasuk Prof Dr Ir Enri Damanhuri dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pun merasakan hal serupa. "Bisa saja kita mengolah sampah dengan teknologi tinggi. Tetapi dari mana dananya?" ujar Enri kepada Pembaruan, baru-baru ini. Sebab, dana untuk membeli teknologi mutakhir itu sangat besar. Di Cina misalnya, tambah Walikota Cimahi, HM Itoc Tochija yang pernah meninjau langsung fasilitas pengolah sampah di negara terbesar jumlah pendududuknya itu, harga mesin pengolah sampah berkapasitas 500 m3/hari itu sekitar Rp 100 miliar. Jadi, untuk mengolah sampah Jakarta dan Bogor yang mencapai belasan ribu meter kubik setiap hari, investasinya bisa mencapai triliunan rupiah. Memang banyak keunggulan yang ditawarkan dari teknologi modern tersebut. Selain tidak menimbulkan bau sehingga tempat pengelolaan sampah bisa berada sangat dekat dengan permukiman, juga membutuhkan lahan yang tidak luas, hanya sekitar lima hektare. Teknologi dari Kanada lain lagi. Sistem pengolahan sampahnya seperti usus sapi. Jadi sampah yang datang langsung dimasukkan ke dalam mesin. Sampah tersebut lalu dilarutkan dan diurai oleh air dan dengan menggunakan bantuan bakteri akan menghasilkan kompos. Kompos tersebut bisa menjadi pakan ternak dan pupuk tanaman. Menurut informasi, kompos made in Kanada itu mempunyai kualitas yang sangat bagus. Ada juga teknologi pengolah sampah yang dicampur batubara ala Jepang dan Cina. Sampah rumah tangga itu dicampur dengan batubara (berkadar 20 persen). Setelah dibakar timbul panas, lalu dialiri air dan muncullah uap yang menggerakkan turbin, sehingga jadilah listrik. Tak Usah Berambisi Lalu, bagaimana dengan pengelolaan sampah Indonesia? "Kita tidak usah berambisi membeli teknologi mahal. Teknologi yang ada saja kita manfaatkan," saran Enri. Teknologi dimaksud adalah sistem landfill. "Dari situ, kita bisa mengubah sampah menjadi gas. Ini paling memungkinkan karena kondisi iklim kita tergolong panas," ujar Enri. Hanya saja, kalau mau memanen gas metan dari awal harus didesain berbagai lapisan untuk menyedot gas tersebut. Intinya, di setiap lapisan sampah, dibuat saluran atau pipa yang berisi kerikil. Begitu ada gas, kerikil inilah yang akan mengarahkannya menuju ke cerobong. Pada sampah yang dikelola secara landfill, jika 25 persen gas tersebut tertangkap, berarti sudah menguntungkan secara ekonomis. Berdasarkan riset yang digarap tim ITB, di sebuah TPA di Cirebon, konsentrasi gasnya sudah mencapai 40 sampai 50 persen. Ketika itu debitnya tidak bisa dihitung secara pasti karena yang dipasang hanya satu pipa. Gas yang keluar itu tidak murni, masih mengandung uap air dan bercampur dengan gas lainnya, seperti karbondioksida (CO2). Karena itu, gas tersebut harus dimurnikan dulu dengan menggunakan kapur agar dihasilkan gas metan (CH4) murni. Selain menghasilkan gas, sistem landfill juga bisa memanen kompos. Teknologi dan proses pembuatan pupuk kompos berbahan baku sampah juga terbilang mudah dan semuanya menggunakan komponen lokal alias tidak ada yang diimpor. Tahap awal dimulai dari memilah-milah sampah organik yang akan dikomposkan. Sampah organik tersebut lalu ditumpuk sesuai ukuran yang dikehendaki. Agar tidak bau, tumpukan sampah itu bisa ditambahkan zeolit alami secukupnya. Setiap hari, tumpukan sampah tersebut disiram air hingga merembes ke lantai. Tujuannya, mempercepat kerja bakteri pengurai. Air itu lalu dialirkan melalui saluran drainase dan ditampung di bak. Sisa air ini juga bisa dipakai lagi untuk menyiram sampah keesokan harinya. Jadi, air kotor ini tidak mencemari lingkungan di sekitarnya. Gundukan sampah itu lalu dibalik secara manual setiap minggu. Tujuannya, untuk membantu proses homogenisasi dan aerasi. Dengan begitu, sampah-sampah organik dihancurkan secara alami oleh mikroba perombak. Proses pengomposan ini berjalan selama tujuh atau delapan minggu. Setelah itu, barulah kompos matang itu diayak lalu dikemas. Kompos yang masih kasar (tak lolos ayakan) dikembalikan lagi ke tumpukan sampah sebelumnya. Dengan demikian, tidak ada sedikit material atau limbah yang tersisa. Biasanya, dari 100 kg sampah organik, sebanyak 40 persen atau sekitar 40 kg menjadi pupuk kompos. Ir Firman L Syahwan MSi, peneliti dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yang terlibat aktif dalam mengolah sampah organik mengatakan, kompos semacam itu berkhasiat bagi kesuburan tanaman. Jadi, kita perlu hati-hati jika ada pihak yang menawarkan teknologi untuk mendapatkan listrik dari sampah. Bukan apa-apa, jenis sampah yang ada di Indonesia sangat berbeda dengan teknologi pengolahan sampah itu berasal. Untuk mendapatkan listrik maka sampah harus mempunyai kalor atau nilai panas yang tinggi. Kalor tinggi itu berasal dari sampah kertas dan plastik. Menurut Enri, sampah plastik mempunyai nilai kalor sekitar 6.000 kalori. Sementara itu kertas memiliki nilai kalor 4.000-5.000 kalori. Sedangkan sampah lainnya seperti daun hanya 500 kalori. Fakta di lapangan menunjukkan, sampah kertas dan plastik itu sebagian besar sudah disortir oleh pemulung. Kecuali jika kertas dan plastiknya tidak boleh diambil oleh pemulung, seperti yang pernah digagas salah satu investor. Alasan tersebut masuk akal. Begitu kertas dan plastik diambil, berarti nilai kalornya rendah. Praktis, konversinya ke listrik juga jauh lebih rendah lagi. Menurut Enri, listrik yang didapat per ton sampah di Indonesia, sangat kecil. Hal itu selain mengandung sedikit plastik dan kertas, juga sampahnya basah. Sampah basah tidaklah menguntungkan, karena panas yang digunakan dalam incenerator itu sebagian besar malah digunakan untuk memasak air. "Karena itulah, di Indonesia sampai kini belum ada investor yang berani mengonversi sampah menjadi listrik," ujar Enri. Bukan apa-apa, menurut hitungannya, investor baru balik modal 10 atau 15 tahun lagi. Hal ini tentu tidak ekonomis bagi sebuah bisnis di era modern.*(Budiman) Sumber : Suara Pembaruan (4/8/05) ***

Pemanfaatan Laboratorium Lingkungan Sebagai Media Pembelajaran IPA Yang Bernilai Edukatif Dan Ekonomis

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran yang menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk “mencari tahu” dan “berbuat” sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (Depdiknas:2003).
Proses pembelajaran IPA diharapkan memberi penekanan yang besar pada penguasaan kompetensi yang disebut “life skill”, yang berarti kecakapan hidup yang dimiliki seseorang untuk berani menghadapi problem hidup dan kehidupan kemudian secara proaktif dan kreatif mencari solusi untuk mengatasinya. Strategi pembelajaran IPA diharapkan lebih mengedepankan pendekatan kontekstual, artinya lingkungan diharapkan dapat sebagai sumber belajar dan memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa.Sekolah Dasar yang terletak di daerah pedesaan pada umumnya mempunyai lahan yang cukup di sekitar sekolah. Ada yang relative cukup luas dan ada pula yang memang sempit. Hanya sayangnya masih sedikit sekali yang dikelola dan dimanfaatkan atas keberadaan lahan tersebut. Apalagi jika semua warga sekolah acuh dan kurang peduli terhadap keberadaan lahan tersebut, maka akan terlihat kurang terawatt dan membosankan.
Media Laboratorium Lingkungan Sebagai Sumber BelajarMedia berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari “medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna secara umum media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi (Depdiknas:2003;9).Kata ‘laboratorium’, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti: tempat mengadakan percobaan (penyelidikan, dsb). Laboratorium lingkungan dapat diartikan sebidang tanah yang ditanami tanaman atau buah-buahan (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang dapat dipakai sebagai lahan penyelidikan atau percobaan. Jadi laboratorium lingkungan dapat bermakna kebun sekolah atau lahan/tanah yang dijadikan alat perantara keberhasilan proses belajar mengajar agar pembelajaran dapat lebih berakar dalam pikiran ketrampilan dan sikap anak.Sebagai media dan sumber pembelajaran IPA, Laboratorium lingkungan adalah sebuah ekosistem yang dapat dijadikan tempat penelitian, merupakan sarana alamiah dan spesifik. Mengingat lapangan terbuka dapat memberikan interaksi antar komponen (siswa dengan siswa, siswa dengan guru atau sebaliknya) akan berlangsung dengan baik serta menempatkan guru sebagai fasilitator dan motivator berlangsungnya pembelajaran di ruang terbuka.Laboratorium Lingkungan yang spesifik dan kondisional akan memberikan ragam persoalan IPA dan memberikan relevansi antara teoritis dan aplikasi. Serta akan melibatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotoris siwa sehingga pemahaman konsep yang didapatkan akan lebih mengena (melekat) dibandingkan dengan penjelasan melalui ceramah.Sebagai sebuah sarana alamiah, laboratorium lingkungan missal kebun sekolah, dapat dijadikan sumber penemuan konsep, utamanya yang berhubungan langsung dengan ilmu lingkungan. Hal ini dituntut kemampuan guru untuk mendesain dan melakukan persiapan dengan menentukan topic serta langkah kerja sehingga mampu menghemat waktu, agar dapat bermakna dalam penyajian materi mengenai hubungan antar makhluk hidup di lingkungan, pencemaran lingkungan proses fotosintesis, perkembangbiakan tumbuhan dan hewan, dan semacamnya.Manifestasi pemanfaatan lingkungan sekolah dapat sebagai sumber pembelajaran yang bermakna. Fenomena yang berkembang disinyalir hubungan anak dengan lingkungannya yang makin tak selaras dan terindikasi semakin tidak pedulinya anak-anak terhadap pelestarian lingkungannya. Ketika hal yang berbau mekanis dan artificial menjejal pola pikir anak dalam sebuah fragmatisme yang tak terhindarkan.
Aneka jenis tumbuhan di laboratorium lingkungan.Adapun berbagai jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kebu sekolah sebagai laboratorium lingkungan adalah:1. Bawang Merah, (Allium cepa L)Tanaman ini termasuk familia liliaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di tanah yang banyak mendapat sinar matahari. Dapat dikembangkan melalui umbi lapis. Selain dapat dipakai sebagai bumbu masak dan penyedap, bawang merah dapat dipakai sebagai obat.2. Bawang Putih (Allium cepa L)Tanaman ini termasuk familia Liliaceae. Tumbuhan ini banyak tumbuh di tanah yang banyak mendapat sinar matahari. Dapat dikembangkan melalui umbi lapir. Tanaman ini sama seperti bawang merah, dapat dipakai sebagai bumbu masak dan obat-obatan.3. Jahe (Zinger officinale Rose)Tanaman ini termasuk familia Zingiberaceae. Banyak perbedaan dari segi nama seperti di Aceh disebut halia, jahe (Sunda), jhai (Madura), cipakan (Bali), sipados (Kutai), hai (Dayak), melito (Gorontalo), laia (Makasar), siwe (Ambon), lea (Flores), gara (Tidore) dan galaka (Ternate). Tanaman ini berkembang biak dengan akar tinggal atau rizhoma.4. PisangPisang berkembang biak dengan tunas. Berbagai jenis pisang antara lain pisang raja, pisang ulin, pisang pipit, dan sebagainya.5. Cocor BebekTanaman ini termasuk familia crasslljaceae. Perkembangbiakannya melalui stek daun atau bias dikenal dengan cara tunas adventif.6. WortelTanaman ini termasuk familia apiaceae, yang berkembangbiak dengan umbi akar. Wortel banyak dipakai sebagai sayuran. Selain banyak mengandung vitamin A untuk mencegah penyakit mata, wortel juga mengandung berbagai mineral sebagai sumber gizi keluarga.7. ManggaTanaman mangga ini tumbuh subur di kebun sekolah. Selain dapat dipakai sebagai sumber belajar praktik cara mencangkok, setiap tahun buah mangga ini dapat memberikan pemasukan bagi sekolah yang cukup lumayan. Jadi nilai ekonomisnya benar-benar sangat bermanfaat.
Laboratorium Lingkungan yang bernilai Edukatif dan EkonomisKebun sekolah sebagai laboratorium lingkungan mempunyai manfaat secara edukatif atau pendidikan. Dengan pengenalan media secara langsung anak akan memperoleh kepuasaan belajar. Dengan memakai observasi di laboratorium lingkungan pembelajaran lebih bersifat efektif. Guru tidak banyak memberikan teori sehingga anak mengalami kejenuhan. Guru hanya mengajak anak untuk mengamati tanaman yang ada di lingkungan sekitar sekolah. Setelah itu diadakan pengamatan kemudian guru memperbincangkan hasil pengamatan antara anak yang satu dengan anak yang lain. Dari hasil tersebut guru dapat mengetahui secara jelas yang dialami dan dipahami oleh anak. Dengan demikian mempermudah bagi seorang guru untuk memberikan penjelasan dan mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran atau proses belajar mengajar serta dapat melakukan pembinaan lebih lanjut.Pembelajaran IPA dengan memanfaatkan laboratorium lingkungan akan merasa bermakna dan efektif ketika bersentuhan langsung dengan alam sekitar sekaligus memberikan penyadaran atau pemahaman tentang pentingnya lingkungan sebagai wilayah tempat wilayah tempat makhluk hidup berdiam dan menggantungkan hidupnya.Sekaligus akan menumbuhkan kesadaran tentang proses penciptaan alam lingkungan (secara mikro) dan alam semesta (secara makro) sebagai kemahapenciptaan Tuhan. Penyadaran illahiah yang akan menumbuhkan keimanan dan ketaqwaan sebagaimana yang diimpikan oleh tujuan pendidikan nasional, terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa. Sebuah upaya kembali pada alam lingkungan sebagai sumber belajar ketika kemajuan teknologi mekanisme, eksploitasi industri yang sedemikian rupa, dan semakin menipiskan hubungan manusia dengan makhluk lainnya.Nilai ekonomis dari pemanfaatan lingkungan kebun sekolah adalah disamping untuk penghijauan tanaman tersebut juga dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Misalnya dapat digunakan untuk membantu keuangan sekolah. Dengan cara tersebut anak dapat menghargai lahan yang ia miliki sehingga anak tersebut dapat berfikiran secara ekonomis.Dengan memanfaatkan lahan tersebut, maka akan mendapatkan hasil dari usaha berkebun tersebut. Jika hal ini dapat dijalankan pada akhirnya akan menjadi sumber pendapatan yang baik bagi sekolah yang bersangkutan. Apalagi kalau sekolah memiliki lahan yang cukup luas.Bagi sekolah yang tidak memiliki lahan, maka penanaman jenis tanaman tertentu dapat dilakukan dengan cara hidroponik. Penanaman ini dilakukan dengan tanpa tanah, yaitu menggunakan pecahan genting, arang dan sebagainya.Dengan anak dibiasakan merawat tanaman di kebun sekolah yang berfungsi sebagai laboratorium lingkungan, maka diharapkan anak mampu dan mau melaksanakan juga di rumahnya masing-masing. Apalagi siswa yang pada umumya tinggal di pedesaan, lahan di sekitar rumah mereka relatif luas. Anak akan merasa tergugah hatinya untuk memanfaatkan kebun atau lahan di sekitar tinggalnya tersebut. Dengan demikian pembelajaran di sekolah benar-benar bermakna bagi siswa.

Kanker Payudara

Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Sel-sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini disebut metastasis.
Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling banyak diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan kematian.
Kanker payudara akan memperlihatkan kekhasannya dalam menyerang penderitanya. Kedanasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal isekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker ajan tumbuh pesat sekali, sehingga payudara penderita akan membesar tidak seprti biasanya.
Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker juga memproduksi racun dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali terjadi pendarahan
Di Indonesia jumlah penderita kanker payudara menduduki tingkat kedua setelah kanker mulut rahim.
Mengapa seseorang terkena kanker, jawabnya TIDAK TAHUTetapi secara medis bisa dikatakan bahwa seseorang berpeluang terkena kanker karena karsinogen, daya tahan tubuh dan aspek psikis.
Sel kanker itu terus menerus berkembang dan tidak bisa mati.
Sel kanker itu tidak bisa kembali normal (irreversible).
Cara pengobatannya : dengan pembedahan, penyinaran, dan terapi kimia.
Peluang sembuh dari sakit kanker relatif amatlah kecil.
Gejala-gejala yang Menandakan Adanya Serangan Kanker yang umum dapat dilihat dan dirasakan:1. Timbul benjolan pada payudara yang dapat diraba dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak beraturan2. Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah3. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak4. Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu5. Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk6. Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam
Kanker sebagai Sel yang AbnormalKanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut merupakan hasil mutasi gen dengan perubahan-perubahan bentuk, ukuran maupun fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli.Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita mampu menetralkan zat karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh.Bersama aliran darah dan aliran getah bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh tubuh kita seperti tulang, paru-paru, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak kunjung sembuh atau sesak napas yang berkepanjangan.
Ketika kita dinyatakan oleh dokter positif terkena kanker, reaksi yang pertama kali muncul adalah rasa takut yang luar biasa dan putus asa, apalagi jika kanker tersebut sudah masuk dalam stadium lanjut. Sebaiknya rasa takut yang berlebihan ini harus dihindari, karena rasa takut ini dapat melemahkan kita secara psikis yang akhirnya dapat menurunkan kekebalan tubuh atau daya immunitas yang secara alamiah ada dalam tubuh. Sikap pasrah dan mulai memahami kanker berikut cara pengobatan yang ingin dilakukan, akan sangat membantu dalam penanganan penyakit kanker ini.
PencegahanKanker payudara dapat dicegah dengan cara:1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama2. HIndari banyak merokok dan mengkonsumsi alkohol3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara6. Lakukan olahraga secara teratur7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari
Rasa Nyeri luar biasa pada penyakit kanker yang berkepanjangan merupakan salah satu penderitaan yang harus ditanggung oleh penderita penyakit kanker. Penanganan rasa nyeri ini, dalam dunia kedokteran modern ternyata merupakan salah satu masalah yang paling sulit diatasi. Dari pengamatan, kesulitan penanganan masalah rasa nyeri tersebut disebabkan oleh adanya faktor subyektif dan psikologis. Disamping itu sebagian obat yang digunakan untuk menanggulangi nyeri dapat menyebabkan ketergantungan terhadap obat itu dan memicu penyakit aterogenik.
Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara, yaitu:1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami manepause3. Tidak pernah menyusi anak4. Kegemukan5. Tidak pernah melahirkan anak6. Pernah mendapat terapi hormon7. Pernah mendapat radiasi pada payudara
Hasil studi, menemukan adanya sedikit penurunan resiko serangan kanker payudara pada wanita pre-menopause yang paling lama menyusui anaknya.
Bahan-bahan yang Diduga Pemicu Kanker.Pemicu kanker pada dasarnya BELUM DIKETAHUI secara pasti, namun terdapat bahan-bahan yang diduga sebagai pemicu kanker. Bahan-bahan yang dimaksud disebut karsinogenik.Bahan-bahan yang masuk dalam kelompok karsinogen yaitu:1. Senayawa kimia, seperti aflatoxin B1, ethionine, saccarin, asbestos, nikel, chrom, arsen, arang, tarr, asap rokok, dan oral kontrasepsi.2. Faktor fisik, seperti radiasi matahari, sinar -x, nuklir, dan radionukleide.3. Virus, seperti RNA virus (fam. retrovirus), DNA virus (papiloma virus, adeno virus, herpes virus), EB virus4. Iritasi kronis dan inflamasi kronis dapat berkembang menjadi kanker5. Kelemahan genetik sel-sel pada tubuh, sehingga memudahkan munculnya kanker.
Stadium Kanker PayudaraPada kanker payudara ada stadium dini (0, 1 dan 2) serta stadium lanjut (3 dan 4). Stadium 0 berarti sel kanker ada pada lapisan kelenjar susu atau saluransusu tetapi belum menyebar ke jaringan lemak sekitarnya. Pada stadium 1 dan 2, kanker telah menyebar dari kelenjar susu atau saluran susu ke jaringan terdekat disekitarnya. Pada stadium 2 kadang-kadang kanker telah mulai mengganggu kelenjar getah bening. Stadium 3 boleh dibilang kanker payudara dalam stadium lanjut lokal, dimana garis tengah tumor telah lebih dari dua inci dan seringkali telah menyebar ke kelenjar getah bening dekat payudara. Pada stadium 4 kanker telah bermetastasis, artinya kanker telah menyebar dari payudara dan kelenjar getah bening di sekitar ketiak, ke bagian lain tubuh seperti tulang, hati, paru dan otak.
Kanker pada payudara itu bisa membengkak dan pecah, kalau sudah begini bau busuk dan anyir akan keluar dari buah dada. Keluhan lain adalah sesak nafas karena kanker menekan paru-paru.
Larangan atau Pantangan Penderita Kanker Payudara.Jika kita sudah terserang kanker payudara, kita harus menghindari atau mengurangi asupan konsumsi beberapa jenis makanan. Karena ada kalanya makanan atau minuman tertentu akan memacu pertumbuhan sel abnormal, termasuk kanker payudara. Ada diantaranya yang mengandung zat tumbuh yang jika diasup akan merangsang pembesaran kanker. Ada pula yang mengandung karsinogenik akibat proses pengawetan. Dan ada pula yang jika dikonsumsi akan mengurangi efek kerja obat dalam tubuh.Beberapa makanan dan minuman yang dianjurkan untuk menghindari atau dikurangi konsumsinya: 1. Tauge 2. Vetsin 3. Tape 4. Es 5. Cabai 6. Kurangi garam 7. Lengkeng 8. Alkohol 9. Nenas10. Sawi putih11. Daging merah12. Rokok13. Nangka14. Durian15. Soft drink16. Kangkung17. Ikan asin
Anjuran dalam Masa Pengobatan Kanker Payudara.Terdapat beberapa bahan makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin. Konsumsinya boleh hanya satu jenis bahan saja atau campuran dari beberapa bahan. Jika kita sedang terserang kanker payudara, dianjurkan untuk meminum jus bahan-bahan makanan berikut, lakukan dua kali satu gelas setiap hari.1. Wortel2. Lobak3. Pisang raja4. Belimbing manis5. Seledri6. Brokoli7. Kubis8. Apel9. Bawang putihMinum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau konsumsi selalu 100 gram tempe setiap hari.
Aneka Sayuran Hijau Pencegah Kanker:1. Buncis2. Daun singkong3. Kacang panjang4. Daun pepaya
Menurut Dr. Vivi K. Tjahjadi, dari Karyasari, obot untuk kanker payudara adalah rebusan sambiloto, kunir putih, rumput mutiara dan keladi tikus, diminum pagi siang dan sore. Ramuan ini jika diminum 12 hari, lambat laun rasa nyeri akan berangsur hilang dan benjolan juga hilang. Payudara akan kembali seperti semula tanpa rasa sakit. Dengan minum ramuan ini kanker payudara berpeluang benar-benar sembuh.